Skip to main content

Posts

Sial, Katanya

Sial Itulah kata pertama yang akan aku katakan kalau kamu tanya bagaimana kabarku hari ini. Sungguh aku sudah seperti membenci semua yang berkaitan dengan hidupku, separuh dari manusia yang kukenal, dan semua pekerjaanku yang menggunung bak cucian akhir minggu. Ah ya, cucian itu juga aku benci. Siang hari ini aku meninggalkan tikus kesayanganku di meja selasar tanpa sadar, ya benar tanpa sadar kalau sadar aku sudah mengambilnya dan menyimpannya di tasku. Sialnya lagi, sore harinya aku baru menyadari hilangnya tikusku setelah sampai di kos dan leyeh-leyeh sesukaku. Aku lalu bergegas kembali ke kampus, berharap tikus itu masih ada di meja itu dengan pengharapan yang seminimal mungkin, biar tidak kecewa. Itulah permulaanya. Jangan ditanya kenapa aku begitu sebal saat tikusku hilang, dia adalah beda berharga kedua setelah laptopku. Kalau laptop adalah sasaran tembak, tikusku itu senjatanya. Terus kalau tikusku hilang, aku harus menembak pakai apa? Bisa-bisa malah granat yang aku
Recent posts

Berkata Baik atau Diam

Bismillahirrahmanirrahiim.. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata, ” Seseorang mati karena tersandung lidahnya Dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya Sedang tersandung kakinya akan sembuh perlahan .” Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” ( Muttafaq ‘alaih : Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47) Sebagian ulama berkata,  “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.” image from designdakwahislamindonesia.blogspot.com Content from : muslimah.or.id

Mawar Plastik

Apa yang ada di benak kalian saat mendengar tentang Mawar Plastik... ?? ya, mawar yang kumaksud disini adalah mawar asli yang dipetik kemudian diberi plastik agar terlihat cantik begitukah? tapi apa kalian sadari? lama kelamaan, mungkin lima hari atau seminggu lagi.. mawar yang tadinya indah itu mulai layu, terus mengering apakah itu yang kita harapkan dari sebuah mawar? layu dan tiada lagi berguna? tentu saja tidak, pasti kita ingin tetap melihatnya segar dan indah, bukan? lantas? jika kalian benar benar menyukai mawar maka, cara terbaik untuk menyukainya adalah membiarkannya hidup apa adanya karena indahnya mawar adalah ketika ia hidup ya, mungkin walaupun tidak dipetik sekalipun mawar itu akan tetap layu, atau mungkin meranggas tapi setidaknya, kita membiarkannya hidup seperti sebuah mawar seharusnya hidup kadang kita tidaklah tahu, mungkin saja ada orang lain yang juga merasakan kebahagiaan ketika melihat mawar itu jadi, kita membagi kebaha

mungkin

Kalaupun memang harus aku tidak tahu, kalaupun memang sebaiknya aku tidak mengerti, maka tidak apa. kelak yang bersembunyi juga akan ditemukan kelak yang tak terlihat juga akan ditampakkan kalau memang sudah jalannya apakah harus aku menunggu haruskah aku mengingatnya? ataukah harus aku melupakannya, menjalani hidup dengan normal (kembali) ya, entahlah.. aku tidak  tahu, apakah harusnya aku mencari cari yang hilang itu berusaha memunculkannya sekarang atau menunggu waktu sampai ia muncul sendiri. mungkin yang kedua ini lebih baik. mungkin

TAK TEREKAM

Bagaikan lagu bersajak indah yang terlewat hingga setiap keping nada tak terdengar mengalun dengancepat tanpa perlu diperhatikan Cuma debu usang tersapu oleh tekanan demi tekanan terbang tak tahu kemana tujuan cuma debu usang yang bebas namun terbuang Hanya angin pembawa durja mengantarkan setiap inci kedinginan pada setiap hal yang dilaluinya Hanya angin membawa duka yang menghembuskan luka yang membawa kembali rana Bak daun kering yang berjatuhan tak pantas lagi ditahan lalu digugurkan jatuh dan tidak lagi dipedulikan

Pudarnya Pesona Cleopatra

"cinta tak menyadari kedalamannya, sampai ada saat perpisahan" -Kahlil Gibran Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu” kata ibu. “Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu” , ucap beliau dengan nada mengiba. Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku. Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa

Surat Untuk (Calon) Ibu Mertua

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh… Duhai calon ibu mertuaku, Perkenalkanlah saya adalah wanita biasa dengan kepribadian yang teramat biasa dan dari kalangan keluarga yang biasa saja Saya bukanlah Khadijah ra, Seorang wanita yang luar biasa dalam Sejarah wanita islam dan teramat Mulia Saya bukanlah Aisyah ra, Seorang yang utama dalam ketakwaannya Buka n pula Fatimah Az Zahra yang sangat utama dalam Ketabahannya Bukanlah Siti Hajjar yang sabar dalam penderitaan Tidak pula seperti Zulaikha yang teramat sangat cantiknya Apalagi al Khansa yang sangat pandai mendidik mujahid – mujahid kecilnya Tapi,Seperti yang saya katakan, saya hanya wanita biasa, Dengan ketakwaan yang biasa Ketabahan yang tak seberapa, Dan kecantikkan saya pun tak pantas di perhitungkan Namun ibu, Saya adalah wanita akhir zaman,. Yang punya cita – cita, menjadi wanita Sholehah Yang akan berusaha mengabdi pada calon Suami saya dan juga Ibu, Calon Ibu mertuaku “Wassalamuallaikum Warohmatullahi Wabarakatuh Calo